Menjadi Perempuan Independen Itu Menyenangkan
Pertama kali aku tidak serumah dengan orang tua ketika kuliah di kota lain. Aku kost di sendiri tanpa teman sekamar. Lebih menyenangkan seperti itu. Walau aku kata orang extrovert, tapi tidak ingin selalu bersama orang lain 24 jam. Meletihkan sekali keadaan seperti itu.
Awal nya aku berfikir, wah sepi banget ya duniaku nantinya, karena sepulang kuliah, sendirian di kamar kost dan tidak ada yang di ajak ngobrol. Mau punya room mate, malas banget, memikirkan kalau lagi jengkel atau capek, masih juga harus ngobrol basa basi dengan teman se kamar ku itu.
Apalagi kamar itu spacenya kecil banget, gak mungkin banget ada berdua di kamar tapi gak bicara apa apa. Mikirin hal itu, aku memutuskan buat tinggal sendirian aja. Paling kalau kesepian aku Wa teman atau video call dengan orang tua. Ternyata aku cepat sekali beradaptasi dan tidak merasa kesepiana sama sekali, malah menjadi lebih nyaman. Hidup sendiri jadi pengalaman yang berharga bagi ku, dan menurut ku setiap orang harus benar benar mencoba hidup sendiri paling tidak dalam suatu waktu masa hidupnya.
Sekarang setelah kerja, aku masih melanjutkan tinggal sendiri walau pilihan ku bukan lagi tempat kost tapi apartemen. Walau tipe yang aku tempati sekarang ini adalah tipe studio, tapi berbeda dengan kost. Lebih seperti hotel karena privasi lebih terjamin.
Banyak orang yang bertanya, kok mau punya apartement dan tinggal sendiri kenapa?. Bagi ku itu pertanyaan yang mengherankan. Memang nya kenapa?. Tinggal sendirian itu lebih tenang. Tidak ada drama, apalagi kalau kita kerja. dikantor sudah pusing banyak pekerjaan plus dikantor itu sudah pasti banyak drama. Ketika pulang rasanya tebebas sekali dari drama drama tersebut.
Hidup sendiri itu kadang memang menakutkan. Karena seriusly harus bisa meperhitungkan keadaan keuangan kita. apalagi tinggal di apartemen yang kita miliki sendiri dengan cicilan, musti memikirkan cicilan banknya, IPL dan kebutuhan hidup lainnya.
Karena semua harus di rencanakan dengan baik, aku jadi lebih menghargai apa yang aku punya. Kalau makanan di klkas masih ada, kadang di bikin masakan yang berbeda biar bisa di nikmati lagi tanpa bosan. Lampu kamar mandi tidak di biarkan hidup 24 jam.
Kalau mencuci piring atau mandi, memperhitungkan jumlah air yang di pakai. Jadi tidak pernah menyepelekan hal hal yang kita pakai dan kita punya. Dengan demikian aku merasa lebih mandiri, lebih mampu mengambil keputusan keputusan ku sendiri dan lebih bertanggung jawab atas diri sendiri. Gak ada lagi kebiasaan menyalahkan orang lain untuk kebodohan kebodohan yang aku lakukan sendiri.
Jadi merasa sebagai perempuan jadi lebih independen dan kuat. Walau aku sering kali harus merelakan kemewahan kemewahan kecil seperti ngopi di caffe, beli baju tiap bulan atau sering makan di luar, tapi pengorbanan kecil seperti itu benar benar gak ada artinya dengan kemandirian dan kebebasan yang aku punya sekarang.
Yang paling asik itu, aku bisa mengatur apartemen ku sesuka hati. Gak perlu minta ijin sama orang lain kalau mau seluruh ruangan semuanya warna pink. Gak ada yang protes, gak ada yang nyela. Aku pulang kerja kalau mau langsung nonton TV ya nonton TV, mau bikin apa aja untuk makan malam atau malah beli, juga terserah aku aja. Bersihin apartemenku juga suka suka kapan aja.Senang rasanya memiliki tempat yang 100% milikku sendiri. Beneran my home my rules.
Gak kesepian?. Pada awal hidup sendiri waktu kuliah, kadang kesepian karena biasanya selalu ngajak teman melakukan sesuatu atau sekedar ngobrol. Lama lama, kita belajar bahwa kita bisa melakukan sesuatu sendiri, gak perlu bersama teman. Kadang malah mendapat teman baru. Misalkan sekarang ini sejak tinggal di apartement aku jadi rajin olah raga di gym yang ada di apartemen. Sebelum berangkat kerja, jalan dulu di treadmill 30 menit terus balik ke apartement ku mandi lalu berangkat kerja. Atau pulang kerja baru olah raga di gym. Kadang sendirian, tapi biasanya selalu ada orang apartemen yang latihan di gym itu. Kalau orangnya enak, kita bisa ngobrol.
Kadang juga aku duduk duduk di coffe shop yang ada di apartemen ku. sekedar duduk ngopi sambil kerja kalau sedang dapat jatah work from home atau ngerjain kerjaan yang belum selesai. Kadang juga duduk duduk di kolam renang bawa laptop. Lebih bisa fokus dan gak terganggu dengan pembicaraan pembicaraan gak penting. Otak jadi lebih bening, jadi lebih bisa mikir dengan kreatif.
Kalau ingin ke bioskop juga sendrian. Kalau sudah biasa sendirian, bila ngajak teman ternyata dia gak bisa, aku berangkat sendiri. Gak maksa harus ada teman yang ikut dengan aktifitas ku, tidak sakit hati kalau mereka memang sedang tidak bisa, hubungan pertemanan kami jadi lebih sehat. Tidak berharap banyak dan tidak sakit hati kalau ternyata semua orang sedang sibuk. Lebih konten dengan diri sendiri jadinya.
Skill aku juga meningkat, contohnya jadi bisa masak walau masakan sederhana buat masak sendiri. Sering kali jadi kepikiran buat belajar macem macem. Yup, kalau kita sendirian, komunikasi dengan diri sendiri jadi lebih sering. Jadi bisa mengerti diri sendiri. Orang lain bilang jadi sering merenung, sebenernya bukan merenung menurt ku tapi bercakap cakap dengan diri sendiri. Seperti....mmm mau ngapain ya sekarang, kayaknya bisa gambar itu menyenangkan. Maka belajar melukis deh aku. Dan ternyata tidak sesulit yang aku pikirkan.
Apakah aku selamanya kan hidup sendiri. Jawabannya tidak. Aku tidak pernah berencana untuk hidup sendiri selamanya. Suatu saat nanti mungkin aku ketemu pria yang bisa menjdi pasangan hidup ku dan menikah. Dan bila waktunya datang, aku tahu bahwa aku bisa hidup sendiri dan mampu hidup sendiri. Menikah dengan dia bukan karena aku tidak mampu hidup sendiri tapi karena aku senang menjalankan hidup dengan nya.
Menurut ku pribadi, sebaiknya perempuan pernah dalam suatu masa hidup nya, benar benar pernah merasakan hidup sendiri. Kita jadi bisa menghargai dan menganali kekuatan yang ada di dalam diri kita sendiri. Mengenali dan menjalankan hobi yang kita punyai, dan bisa mempertajam skill kita. Dengan mengetahui kita mampu independent, kita jadi tidak terlalu mengharapkan orang lain, karena kita juga tahu bahwa orang lain itu tentunya punya harapan harapan juga. Jadi tidak memaksakan kehendak dan hidup jadi lebih sedikit drama.