Kami Mencari Perawat Freelance

Hanya untuk yang amanah dalam bekerja

Daftar Sekarang

Paduan Suara Ussy Pieters, Nyanyi agar Lansia Bahagia dan Tak Pikun

Paduan Suara Ussy Pieters, Nyanyi agar Lansia  Bahagia dan Tak Pikun

Manfaat nyanyi tidak hanya sekadar menyalurkan hobi, namun  dapat menghindari pikun dan Alzheimer.  Hal inilah yang dirasakan para peserta Paduan Suara Ussy Pieters.

Suatu Jumat sore hujan mengguyur dan jalan amat macet. Namun, kondisi ini  tidak menyurutkan langkah sekelompok perempuan beragam usia ikut latihan paduan suara di Rossi Musik, Fatmawati, Jakarta Selatan.

“Kami sedang latihan paduan suara. Kami akan berangkat ke Calella, Barcelona minggu depan ikut lomba choir international. Kami punya misi budaya untuk memperkenalkan Indonesia ke mancanegara.  Lewat musik, lagu, dan busana Indonesia saat tampil jadi banyak orang luar negeri makin kenal dengan Indonesia,“ jelas Ussy Pieters saat dijumpai PerawatNers.com.

Jatuh Cinta pada Harpa

Ussy telah lama berkiprah di dunia musik dan tarik suara. Selain melatih musik dia juga banyak membantu dan membentuk beberapa paduan suara. Dia banyak melatih beberapa kelompok paduan suara di berbagai instansi pendidikan dan lainnya.

Beruntung Indonesia memiliki satu sosok yang satu ini. Ussy Pieters merupakan salah satu pemain harpa pertama di Indonesia yang terus berkiprah di bidang seni musik dan vokal. Dia pun membentuk paduan suara wanita untuk kelompok 40-70 tahun.

Musik merupakan salah satu hal yang telah mendarah daging diri seorang Ussy. Dia jatuh hati dengan harpa. Dengan penuh perjuangan Ussy serius mempelajari harpa bahkan hingga meraih gelar doktor bidang vokal. Tahun 1974 dia berangkat ke Roma Conservatory (Italia) untuk belajar musik. Dia berhasil mendalami harpa dan meraih gelar doktor. Dia menjadi harpist pertama di Indonesia.

Setelah menetap 19 tahun di negeri Pizza ini, akhirnya Ussy kembali ke Tanah Air. Di Indonesia, kiprah Ussy dalam meningkatkan dan memajukan musik  cukup  diperhitungkan.  Dia banyak terlibat di beberapa perguruan tinggi, lembaga, organisasi untuk membentuk  dan melatih paduan suara.

“Ketika berlatih saya cenderung disiplin dan tegas. Hal ini penting agar memiliki kualitas bernyanyi yang bagus. Beda orang yang suka menyanyi dan bisa bernyanyi. Banyak orang menyukai nyanyi tetapi tidak dapat bernyanyi dengan baik. Ada banyak teknik menyanyi yang bisa dipelajari,” tambah Ussy.

“Agak berbeda saat ini banyak penyanyi yang didapat dari kontes atau ajang menyanyi yang instan. Zaman saya muda, penyanyi itu lahir dengan bakat, kerja keras, dah mengikuti berbagai  festival, pemilihan radio, dan lainnya. Jadi tidak instan,” katanya.

Dia juga terlibat  pelatih Gita Bahana Nusantara drumband. Belum lama ini Ussy juga membawa marching band Gita Bahana Nusantara  yang kerap tampil di istana negara ke beberapa negara Eropa (Belanda, Italia, Jerman). Peserta 120 orang dari berbagai wilayah di Indonesia, mereka dapat penghargaan silver dan bronze.

Prestasi paduan suara di Indonesia tak kalah dengan negara lain. Banyak prestasi membanggakan, karena memiliki kualitas paduan suara yang baik. Hal ini dibuktikan dengan  banyaknya penghargaan yang diraih oleh paduan suara Indonesia.

Ikuti Festival Berbagai Negara

“Saya belum lama ini menggelar lomba  Golden Memory. Diikuti 60 orang dan saya sebagai juri. Pesertanya banyak yang lanjut usia. Bukti, kalau minat masyarakat menyanyi di Indonesia cukup tinggi dan tidak memandang usia,” tambahnya.

Tidak heran, ketika melihat latihan paduan suara ini, PerawatNers.com bertemu dengan beberapa anggota yang berusia lanjut. Tetapi wajah mereka terlihat semringah. Mereka tampak senang dan gembira saat ikut latihan. Apalagi mereka sedang bersiap untuk berangkat lomba Choral  International Festival, di Calella, Barcelona, Spanyol.

Paduan Suara Ussy Pieters terhitung kerap mengikuti berbagai festival paduan suara dalam dan luar negeri. “Tahun lalu kami juga ke Barcelona, Busan, Tiongkok, Manila.  Kami juga ikut festival internasional di Bali. Hasil dari festival di Calella tahun ini mendapat Bronze Award level 10 Category Pop Music,“ jelas perempuan kelahiran 10 November 1954.

Manfaat Bernyanyi untuk Kesehatan

Saat melatih paduan suara yang anggotanya tidak November 1954 ini ramah.agi muda lagi, menurut Ussy terhitung susah-susah gampang. Karena faktor usia, mereka agak sulit menghafal lagu. Namun begitu, bagi anggotanya dengan berlatih bernyanyi mereka bertambah sehat fisiknya.

“Nyanyi membutuhkan pernapasan yang baik, mau tidak mau mereka harus menjaga kesehatan mereka. Selain itu, dengan bernyanyi mereka harus menghafal lirik dan ini akan membuat mereka anti pikun atau Alzheimer. Selain itu bernyanyi merupakan stress releasing dan membuat mereka happy,” jelas Ussy ramah.

Manfaat musik bagi kesehatan itu sangat terlihat. Musik banyak dipakai untuk terapi suatu penyakit. Musik dapat memberikan ketenangan pada tubuh kita. Ibu hamil saja dianjurkan mendengarkan musik klasik untuk membantu pertumbuhan janinnya.

“Ada pula satu pengalaman dari seorang bayi lahir prematur yang bernapasnya tidak teratur dan dimasukkan ke dalam inkubator. Dokter saat itu memainkan cello untuk bayi, dan ternyata jantungnya menjadi lebih teratur dan sembuh,” jelas Ussy.

Untuk mendapatkan suara bening saat beryanyi, Ussy memiliki tips:

  • Makanan yang dilarang goreng-gorengan, santan, dan pedas
  • Minuman yang harus dihindari kopi, susu, air jeruk, alkohol, dan  jus dingin
  • Buah-buahan bergetah seperti : anggur, lengkeng, duku, mangga, leci, rambutan, nangka, durian, cempedak, kiwi dan stroberi
  • Pantangan lain adalah kacang-kacangan, manisan, permen, cokelat, dan merokok
  • Tak kalah pentingnya untuk selalu menjaga agar tidak stres dan cukup istirahat

Adanya kelompok paduan suara bebas usia ini juga membuat mereka memiliki kelompok yang saling memperhatikan satu sama lain. Mereka mempunyai dukungan emosi dari sesama anggota.

“Paling penting saat lanjut usia adalah jangan pernah merasa sedih karena sendirian. Dengan bernyanyi dalam kelompok ini, mereka merasa memiliki sebuah keluarga yang saling perhatian. Kami biasa saling menanyakan kabar, kalau ada yang sakit kami support untuk segera sembuh, lalu kami jenguk. Jadi tidak menjadi lansia kesepian,” jelasnya.

“Belum lagi kalau ada festival paduan suara, kami berlatih lebih keras lagi, sehingga kami tidak pernah berhenti berlatih. Selalu ada tujuan yang membangkitkan semangat antara kami. Kami sering traveling ke dalam dan ke luar negeri bersama-sama, jadi senang memiliki banyak pengalaman saat bernyanyi,” tambah Ussy yang tahun lalu juga menggelar Konser Chrisye 3 Dekade ini semangat.

Ussy melihat faktor usia pada lansia bukan halangan untuk terus aktif melakukan hobi, apapun. Lewat hobi bisa membuat lansia aktif, sehat, dan terus bersosialisasi dengan banyak orang. Sehingga lansia  tidak merasa sendiri dan terus happy memasuki masa senja.

Pendapat Para Ahli Tentang Paduan Suara Lansia

Para peneliti di Universitas Utah telah menganalisis efek mendengarkan musik yang sudah dikenal terhadap otak orang dengan penyakit Alzheimer.
Sebuah studi baru-baru ini mengamati 17 orang yang hidup dengan demensia, menggunakan pemindaian MRI fungsional, untuk menganalisis aktivitas otak setelah mendengarkan musik.

Para peneliti menemukan aktivitas otak meningkat di area otak yang terpengaruh oleh musik untuk sementara, dengan konektivitas yang lebih besar antar area otak.
Hal ini menunjukkan bahwa ingatan musik sering kali dipertahankan ketika ingatan lain hilang sehingga musik dapat membantu orang untuk mengingat kembali.

Sementara di Sinagpore, para peneliti mengadakan penelitian yang bertujuan untuk mempelajari, selama dua tahun, 300 orang berusia di atas 60 tahun dan berisiko tinggi terkena demensia, dan merekrut lebih banyak orang.

“Kami mencoba menguji keefektifan nyanyian paduan suara secara lebih ilmiah, untuk melihat apakah hal itu dapat memperlambat perkembangan demensia pada mereka yang berisiko tinggi, dan meningkatkan kesehatan mental para lansia,” kata Dr Feng Lei, kepala penelitian. penyelidik dan asisten profesor peneliti di NUS Yong Loo Lin School of Medicine. Bernyanyi dalam paduan suara dapat menunda demensia karena penyanyi melatih ingatan mereka saat mempelajari lagu baru. Mereka juga belajar untuk penuh perhatian, untuk memadukan suara mereka dengan suara orang lain.

Profesor Kua Ee Heok dari NUS Yong Loo Lin School of Medicine, yang memimpin penelitian “Jurong Ageing Study”, mengatakan mereka mengamati manfaat sampingan dari penelitian ini yaitu para lansia mulai berinteraksi secara sosial. “Kebanyakan dari mereka hidup sendiri dan ada rasa kesepian. Jadi berkumpul, bernyanyi bersama, membangun rasa kepedulian dan kasih sayang serta membangun keterhubungan sosial, ”ujarnya. Salah satu peserta Lee Yum Lum, 79, mantan manajer kantor, mengatakan dia menikmati bernyanyi dalam paduan suara ini sebagai tamasya rutin ke NUS dan menikmati faktor sosial.

Subscribe