Kami Mencari Perawat Freelance

Hanya untuk yang amanah dalam bekerja

Daftar Sekarang

World Health Day, Kesehatan Lebih Baik di Seluruh Dunia

 

Setiap 7 April diperingati sebagai World Health Day. Tahun ini, menjadi peringatan ke-70 tahun oleh WHO dan berfokus untuk membasmi penyakit mematikan seperti cacar air dan menurunkan kebiasaan pemakaian tembakau.

Pendirian WHO disetujui oleh Konferensi PBB di San Francisco, AS pada 1945. Konstitusi WHO disusun oleh sebuah komite, dipimpin oleh Dr Brock Chisholm, yang menjadi Direktur Jenderal pertama WHO pada tahun 1948. Sejak itu WHO bekerja pada bidang kesehatan seluruh dunia.

“Kesehatan yang baik  merupakan sesuatu yang paling berharga dari setiap orang. Ketika orang sehat, mereka dapat belajar, bekerja, dan dapat beraktivitas bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Sebaliknya,  saat mereka sakit, tidak ada yang penting lagi. Dirinya, keluarga,  dan komunitas akan  tertinggal. Itu sebabnya WHO sangat berkomitmen untuk memastikan kesehatan yang baik untuk semua umat,” ungkap Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.

Pada peringatan WHO ke-70 ini, WHO bertekad ingin bekerja lebih baik lagi untuk untuk kesehatan yang lebih baik untuk semua orang seluruh dunia.

WHO dengan  jumlah anggota 194 negara, di enam wilayah, dan bekerja dari lebih dari 150 kantor melihat Hari Kesehatan Dunia untuk lebih bersatu. Salah satu staf WHO berkomitmen bersatu dalam upaya bersama untuk mencapai kesehatan lebih baik untuk semua orang, di mana saja.

Tagline untuk Hari Kesehatan Dunia tahun ini adalah “Universal Health Coverage: everyone, everywhere”. Seluruh kantor WHO di seluruh dunia menyelenggarakan acara untuk menandai Hari Kesehatan dunia dan dr Tedros tahun ini bergabung pada perayaan di Sri Langka.

Pencapaian WHO selama 70 Tahun

Ada beberapa pencapain WHO selama bekerja 70 tahun ini, yaitu :

  • Secara global, harapan hidup saat ini telah meningkat 25 tahun sejak WHO didirikan. Beberapa keuntungan kesehatan terbesar terlihat di antara anak-anak di bawah usia 5 tahun: pada tahun 2016, 6 juta anak lebih sedikit meninggal sebelum mereka mencapai ulang tahun ke lima dari pada tahun 1990.
  • Sedangkan penyakit cacar telah dikalahkan dan polio berada di ambang pemberantasan. Banyak negara telah berhasil menghilangkan campak, malaria, dan penyakit tropis yang melemahkan seperti cacing guinea dan elephantiasis (kaki gajah), serta penularan HIV dan sifilis dari ibu-ke-bayi.
  • Sebuah rekomendasi  baru WHO dalam pengobatan HIV telah memberi keberhasilan. WHO berani memberikan pengobatan lebih awal dan sederhana, dikombinasikan memfasilitasi akses ke obat-obatan generik yang lebih murah, ternyata telah membantu 21 juta orang mendapatkan pengobatan yang menyelamatkan jiwa untuk HIV.
  • Sedangkan nasib lebih dari 300 juta orang yang menderita infeksi hepatitis B dan C kronis akhirnya mendapatkan perhatian global. Dan kemitraan inovatif telah menghasilkan vaksin yang efektif mencegah meningitis dan Ebola, serta vaksin malaria pertama di dunia.

Membuat Bahan Referensi Internasional

WHO juga telah berupaya keras menyatukan ahli kesehatan terkenal di dunia untuk mendapatkan rekomendasi dan beragam referensi internasional. Saat ini Klarifikasi Internasional Penyakit telah digunakan pada 100 negara sebagai standar umum untuk melapor penyakit dan identifikasi trend kesehatan.

Selain itu ada juga Daftar Obat Esensial WHO sebagai panduan negara-negara tentng obat-obat penting dan sistem kesehatan nasional. Tidak lama lagi, WHO akan menerbitkan Daftar Diagnostia difference on the ground

Perbedaan yang dihadapi WHO di Lapangan

Selama beberapa dekade, staf WHO telah bekerja bersama pemerintah dan profesional kesehatan di lapangan. Pada tahun-tahun awal, ada fokus yang kuat untuk memerangi pembunuh infeksi seperti cacar, polio dan difteri.

Program Perluasan tentang imunisasi, misalnya, yang dibentuk oleh WHO pada awal tahun 1970, telah, dengan bantuan UNICEF, Gavi, Aliansi Vaksin, dan lainnya, membawa vaksin yang menyelamatkan hidup ke jutaan anak-anak. WHO memperkirakan bahwa imunisasi mencegah 2-3 juta kematian setiap tahun.

Tantangan Baru WHO

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia telah mengalami peningkatan penyakit tidak menular seperti kanker, diabetes dan penyakit jantung. Penyakit-penyakit ini sekarang mencapai 70% dari semua kematian. Jadi WHO telah mengalihkan fokus, bersama dengan otoritas kesehatan di seluruh dunia, untuk mempromosikan makan sehat, latihan fisik dan pemeriksaan kesehatan rutin.

Organisasi telah menjalankan kampanye kesehatan global tentang pencegahan diabetes, tekanan darah tinggi dan depresi. Ini juga merundingkan Konvensi Kerangka WHO tentang Pengendalian Tembakau, alat yang tangguh untuk membantu mengurangi penyakit dan kematian yang disebabkan oleh tembakau.

WHO juga membutuhkan pemantauan yang canggih. Data-data telah dikumpulkan dari negara-negara seluruh dunia, disimpan dan dibagikan melalui Observatorium Kesehatan Global WHO.

Data ini dapat menggambarkan tentang penyakit-penyakit di  suatu negara, siapa saja yang sakit, dari mana munculnya penyakit tersebut sehingga WHO dapat menentukan target mana yang paling dibutuhkan untuk atasi penyakit.

WHO Tetap Waspada

Setiap tahun, WHO mempelajari tren influenza, untuk mencari tahu apa yang harus masuk ke vaksin musim depan. Dan itu tetap waspada terhadap ancaman pandemi influenza. Seratus tahun setelah pandemi flu tahun 1918, WHO memutuskan bahwa dunia seharusnya tidak pernah lagi menjadi sasaran ancaman terhadap keamanan kesehatan global.

Komitmen yang diperbarui WHO adalah untuk mencegah wabah berubah menjadi epidemi. Selain itu  dapat  merespon lebih baik dan lebih cepat terhadap keadaan darurat kemanusiaan, telah mendorong terciptanya program darurat kesehatan baru yang bekerja di semua tingkat Organisasi. WHO saat ini menanggapi wabah dan krisis kemanusiaan di lebih dari 40 negara.

Bulan depan,  Majelis Kesehatan Dunia, organisasi akan mengusulkan agenda baru yang berani yang dibangun berdasarkan pelajaran dan pengalaman yang diperoleh selama 70 tahun terakhir. WHO akan  berfokus pada pencapaian cakupan kesehatan universal, melindungi, dan berupaya agar 1 miliar penduduk dunia memiliki kesehatan yang lebih baik pada 2023.

Menjaga Kesehatan Lansia

Seperti salah satu sorotan WHO adalah kian meningkatnya angka harapan hidup orang di dunia. Indonesia merupakan alah satu dengan penduduk lansia terbesar. Masih banyak yang perlu dibenahi, mulai dari fasilitas umu dan hal lainnnya. Permasalahan lansia di Indonesia masih belum banyak menarik pemerintah atau LSM untuk mengenali dan mengatasi masalah Lansia.

Memasuki masa lansia umumnya diikuti oleh kondisi menurun dan mengalami penyakit tertentu. Ada yang ringan atau berat. Bebeberapa penyakit yang menghampiri lansia adalah darah tinggi, diabetes, stroke,  jantung dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Subscribe