Kami Mencari Perawat Freelance

Hanya untuk yang amanah dalam bekerja

Daftar Sekarang

Istilah Yang Musti Diperhatikan Seputar Penyakit Stroke

Kalau dahulu banyak orang yang mengalami  stroke itu menyerang para lanjut usia, kini  banyak anak muda yang terserang stroke. Sebanyak 25 % stroke terjadi pada orang yang berusia di bawah 65 tahun bahkan anak-anak.

Data World Health Organization (WHO) 2014 terdapat tiga penyakit kritis utama penyebab kematian di Indonesia yaitu stroke, jantung, dan diabetes.  Dari data Riset Kesehatan Dasar 2013 ditemukan sekitar 12 penderita stroke per 1.000 penduduk Indonesia.

Mengingat kian banyaknya penderita stroke di masyarakat, sepertinya setiap orang mesti mewaspadai dengan penyakit berahaya ini. Tidak sedikit masyarakat yang tinggal dengan anggota keluarga yang mengalami stroke dan membutuhkan pendampingan penyembuhan.  Keluarga juga mesti dengan sabar untuk tetap mendukung pasien stroke di rumahnya.

1. Pengertian Stroke. Stroke adalah penyakit yang mengalami gangguan pada otak. Penyebabnya  karena adanya gangguan pembuluh darah di otak, berupa halangan  dan dapat mengakibatkan kematian. Adanya hambatan ini membuat bagian otak tidak mendapatkan darah dan oksigen sehingga sel otak menjadi mati.

2.Stroke Iskemik. Ada dua jenis stroke yang dikenal yaitu Stroke Iskemik dan Haemoragik. Stroke Iskemik terjadi karena adanya penyumbatan.  Dalam hal ini adanyapembuluh darah yang tersumbat. Umumnya dikenal sebagai stroke sumbatan.

Adanya sumbatan ini  menyebabkan pasokan darah tersumbat  ke otak dan menyebabkan adanya gangguan pada fungsi otak. Stroke iskemik terjadi bila pembuluh darah yang memasok darah ke otak tersumbat. Jenis stroke ini yang paling umum (hampir 90% stroke adalah iskemik).

Penyebab stroke iskemik ini karena adanya penumpukan lemak yang melapisi dinding pembuluh darah (disebut aterosklerosis). Faktor lainnya adalah kolesterol, homocysteine, dan zat lainnya dapat menempel pada dinding arteri  dan  membentuk plak.  Adanya plak ini semakin lama akan mengakibatkan darah sulit mengalir dengan baik dan menyebabkan bekuan darah (trombus).

Ada dua jenis stroke iskemik yaitu stroke trombotik. Ini merupakan  sumbatan yang diakibatkan trombus yang berkembang di dalam arteri otak dan sudah menjadi sempit sekali.

Selain itu ada juga stroke embolik, ini adalah stroke yang terjadi karena adanya sumbatan disebabkan trombus,  gelembung udara, atau pecahan lemak (emboli) yang ada di bagian tubuh lain di antaranya di jantung, pembuluh aorta di dada dan leher namun ikut aliran darah ke bagian.  Di samping itu terdapat juga kelainan jantung fibrilasi atrium, yang dapat menimbulkan adanya thrombus di jantung terpompa lalu mengalir  ke area otak.

3.Stroke Hemoragik. Stroke hemoragik merupakan stroke akibat pembuluh darah bocor atau pecah di dalam atau di sekitar otak,  yang mengakibatkan terhentinya  suplai darah ke jaringan otak. Adanya darah dapat membanjiri atau malah menutup jaringan otak dan sekitarnya sehingga mengganggu atau mematikan fungsi otak.

Ada dua jenis stroke hemoragik yaitu perdarahan intraserebral, ini merupakan perdarahan terjadi di dalam otak karena ada trauma (cedera otak) atau bisa juga ada kelainan pembuluh darah (aneurisma atau angioma). Stroke jenis ini dialami sekitar 10 % serangan stroke dan penyumbang tertinggi kematian yang disebabkan stroke.

Selain  itu adalah perdarahan subarachnoid merupakan  perdarahan dalam ruang subarachnoid, ruang di antara lapisan dalam (Pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) dari jaringan selaput otak (meninges). Umumnya terjadi karena adalah pecahnya tonjolan (aneurisma) dalam arteri. Stroke ini merupakan pemicu disabilitas permanen  bahkan kematian. Stroke ini lebih banyak dialami wanita dibanding priaa.

4.Hemiplegia. Hemiplegia adalah jika satu tangan atau satu kaki atau bahkan satu sisi wajah menjadi lumpuh dan tak dapat bergerak. Hemiparesis adalah jika satu tangan atau satu kaki atau satu sisi wajah menjadi lemah, namun tak sepenuhnya lumpuh.

Istilah ini menyangkut terdapatnya kemunduran fisik yang lemah atau lumpuh pada satu tangan, satu kaki atau satu sisi wajah setelah serangan stroke. Ada kalanya hemiparesis dan hemiplegia dapat  mempengaruhi satu tangan dan satu sisi wajah di sisi tubuh yang sama, atau satu tangan dan satu kaki di sisi tubuh yang sama. Umumnya kondisi ini dapat membaik bila seseorang melakukan terapi dan rehabilitas fisik.

5.Rehabilitasi Pasca Stroke

Setelah penanganan stroke biasanya akibat adanya kerusakan beberapa fungsi tubuh, misal anggota gerak atau fungsi bicara pasien bisa mengalami kemunduran. Pemulihan kondisi ini meliputi beberapa bidang kedokteran, alat yang digunakan, obat-obatan dan lainnya yang dilakukan secara simultan.

Salah satu kunci keberhasilan adalah semakin cepat ditangani, maka pasien akan semakin baik. Ada yang disebut dengan Golden Period pasien stroke harus menjalankan rehabilitasi 1-6 bulan pertama.

6. Spastisitas. Setelah serangan stroke, maka ada kalanya tidak dapat mengontrol atau menggerakkan beberapa otot. Di sini stroke tetap harus ikut melakukan peregangan untuk mencegah otot menjadi kaku atau spasitisitas.

Spastisitas merupakan kondisi kaku otot akibat otot yang melemah usai serangan stroke. Memang ada pengobatan medis untuk hal ini, namun mengikuti terapi fisik akan sangat membantu agar otot tidak menjadi kaku dan mengalami disabilitas permanen.

7. Atrohphy. Ada juga istilah atrophy pada pasien setelah mengalami stroke. Kondisi ini mengacu pada kehilangan otot yang membuat tangan, kaki, atau wajah lemah. Karena itu, pada pasien stroke juga harus mencegah terjadinya hal ini bertambah parah. Caranya otot tetap harus bergerak. Lewat fisioterapi otot dilatih untuk terus bergerak agar tetap kuat.

Makanan dan nutrisi penting juga diperlukan untuk mencegah dan memperbaiki otot yang hilang. Karena itu perlu penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah kerusakan saraf permanen.

8. Terapi Okupasi. Terapi okupasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan rawat diri penderita dan mengupayakan penderita mampu melakukan aktivitas harian secara mandiri.

Tahap ini bisa dimulai jika penderita sudah mampu melakukan beberapa gerakan-gerakan aktif seperti berjalan perlahan (meski masih memakai alat bantu), memegang, dan lain-lain. Keluarga   perlu mendukung untuk menciptakan lingkungan yang ramah untuk ruang gerak pasien stroke.

9. Terapi Wicara. Biasanya melibatkan ahli atau terapis wicara. Ada beberapa hal yang biasanya dilakukan terapi wicara agar pasien stroke kembali normal. Namun demikian keluarga juga harus mendukung pasien stroke. Misalnya dengan tetap aktif mengajak bicara dan minta pasien tetap bicara meskipun tidak jelas dan lainnya.

10. Afasia.  Istilah ini merupakan gangguan bicara setelah seseorang mengalami cedera pada bagian otak yang berfungsi mengontrol kemampuan bahasa. Afasia dapat mempengaruhi kemampuan bahasa seseorang untuk berbicara, mengerti sebuah percakapan, membaca, dan menulis. Terdapat 20% pasien stroke yang mengalami afasia.

Subscribe