Indra Abidin: “Berkat Fisioterapi Pulihkan Fisik Saya"
Kondisi Indra Abidin kini jauh berbeda dari 6 bulan lalu. Tubuhnya lemah usai dirawat satu bulan di ICU selama. Kini, berkat fisioterapi pulih kembali.
Indra bercerita tentang kemajuan kesehatannya. Kondisi Indra berbeda dengan kondisi fisiknya sekitar 6 bulan lalu. Waktu itu dia pernah dirawat di ICU selama satu bulan penuh dan membuat badannya begitu lemah dan kurus.
Suatu pagi yang cerah Indra Abidin (70) sedang duduk di sebuah ruang terbuka. Terdengar suara menyejukkan gemericik air dari kolam di sekitarnya, apalagi dengan banyaknya pohon rimbun di sekitarnya, membuat udara terasa segar di rumahnya berlokasi di bagian selatan Jakarta.
“Sebelum 2010 saya pernah memang menjalan operasi prostat, jantung, dan saya masih menganggap enteng saja penyakit saya itu. Saya pernah habis melakukan operasi dan esok harinya saya sudah melakukan kegiatan di luar rumah atau menghadiri acara Alumni. Padahal kaki saya masih bengkak,” katanya.
Saat itu Indra baru selesai menjadi ketua Asosiasi Periklanan Sedunia. Wajar selama empat tahun dia begitu sibuk menghadiri banyak acara. Belum lagi dia sebagai CEO and co founder Fortune Indonesia yang membuatnya menjadi sosok sangat aktif.
Pada 2010 sebetulnya Indra mulai sering sakit. Walaupun dia masih ringan saja dan tidak mengganggap serius. “Kalau berada di tempat umum atau ramai banyak orang saya mudah sakit.”
Hingga akhir 2010 dia menderita penyakit yang cukup parah. “Saya mengalami sakit cukup parah dengan kondisi paru-paru yang kronis. Selain sibuk saya juga punya kebiasaan jelek yaitu merokok dan kurang memperhatikan kesehatan saya. Padahal saya rajin lari di sekitar rumah dan pencak silat,” katanya lagi.
Kondisi Memburuk dan Membutuhkan Fisioterapi
Sejak sakit paru-paru itu kondisi Indra begitu menurun. Paling parah ketika dia harus masuk ICU selama sebulan penuh. Akhirnya paling parah ketika dia harus dirawat di ICU selama sebulan penuh karena kondisi paru-paru yang semakin buruk.
“Setelah ke luar rumah sakit, wah benar-benar badan saya benar-benar habis. Otot-otot menyusut dan tinggal tulang karena saya tidak bergerak selama di ICU. Saya keluar rumah sakit kurus sekali berat badan saya hanya 57 kg padahal biasanya berat badan saya 64 kg. Badan saya kurus kering dan tidak bisa berjalan dan butuh fisioterapi,” tambahnya.
Mulai Mengikuti Fisioterapi
Ketika keluar dari ICU, Indra mesti didampingi perawat di rumah. Ketika mencari jasa perawat home care di internet . “Setelah keluar dari rumah sakit saya masih perlu melakukan pengobatan rutin ke rumah sakit. Selain itu, saya membutuhkan fisioterapi untuk memperbaiki kondisi fisik saya.
“Sejak Februari lalu saya menjalankan fisioterapi. Fisioterapi yang dilakukan adalah olahraga cara menghemat kerja paru-paru dan hemat jantung. Jadi berolahraga dengan cara memperhatikan saturasi oksigen (oxymetri) dan denyut nadi rendah (tensimeter). Jadi saya diminta melakukan olahraga yang tidak membebankan kerja pada jantung dan paru-paru saja, sehingga saya tidak begitu lelah,” tambah Indra.
“Dengan terapi itu saya dapat menghemat tenaga yang dikeluarkan paru dan jantung untuk hasil oksigen sebanyak mungkin. Perlahan namun pasti, terapi itu dapat membangun kembali kesehatan paru-paru dan jantung secara khusus dan tubuh secara umum,” paparnya lagi.
Kondisi Fisik Membaik Setelah Fisioterapi
Indra mengakui senang dengan terapi yang menurutnya lebih sistematis dan terbilang unik. “Dengan kondisi awal saya tidak bisa turun dari tempat tidur, fisioterapi tetap bisa dilakukan. Hal ini membuat tubuh saya tidak terasa berat melawan gravitasi. Selama sekitar 4 bulan ini saya rajin terapi dan menjaga makanan perlahan saya bisa membaik. Sekarang saya sudah berhasil mencapai berat badan 60 kg. Saya sudah bisa berjalan meskipun dengan perlahan,” ungkapnya penuh dengan rasa syukur.
Kalau sebelum terapi dia mesti menggunakan oksigen hampir sepanjang hari. Kini dia memakainya hanya malam hari dan istirahat siang membantu pernapasan. “Saya senang dengan fisioterapi yang dijalankan karena memberikan kemajuan berarti bagi fisik saya. “
Pentingnya Kerjasama Pasien dan Fisioterapis
Sebagai pasien yang membutuhkan layanan perawat dan terapis, Indra mengatakan mereka harus aktif saat merawat pasien. “Mereka mesti proaktif mengamati kondisi pasien dan mengupayakan pasien nyaman. Di samping itu juga harus lebih aktif mengamati kondisi pasien sebagai tolok ukur perubahan atau perkembangan pasien. Dengan demikian, pasien tetap merasa nyaman mengikuti terapi atau suatu perawatan. “
Selain itu sebagai tenaga kesehatan profesional juga harus selalu hadir tepat waktu, penuh perhatian, melakukan pengamatan kondisi pasien, dan penuh inisiatif untuk melakukan yang terbaik. Jangan hanya pasif dan melakukan sesuatu setelah diminta. “Di sini yang tak kalah penting juga adalah penampilan yang harus bersih sehingga kesan higienis saat melayani pasien,” jelas Indra.
Sedangkan dari sisi pasien, Indra juga melihat perlunya pasien harus komunikatif. Dalam hal ini harus berkomunikasi yang aktif dan memberi umpan balik agar perawat paham kondisi pasien sesuai harapan. “Memang diperlukan kerjasama yang baik antara saya dan dengan perawat atau fisioterapis. Kalau hal ini terbentuk maka tujuan terapi itu dapat mencapai hasil dapat yang baik,” tambahnya.
Menjaga Hidup Sehat dan Tetap Lakukan Fisioterapi
Sekarang kondisi Indra sudah membaik dan lebih sehat. “Saya bisa berjalan di rumah. Saya punya rutinitas bergerak aktif. Biasanya saya berjalan di sekitar rumah dengan menapak jalan beralas batu kerikil 30 menit per dua hari. Olahraga teratur setiap pagi dan sore dilakukan. Saya juga latihan fisioterapi 30 menit tiap pagi hari dan 10 menit pada sore hari. Saya melakukan pernapasan sambil nebulizer 4 kali sehari dengan durasi 10 menit, jalan pagi selama 30 menit per dua hari.”
Tahun lalu Indra menjalani stem cell untuk memperbaiki kondisi tubuhnya. “Sejak itu ada beberapa makanan yang menjadi pantangan seperti duren, kacang-kacangan, gado-gado, mangga, ketimun, udang, daging bebek, telur ayam negeri yang enak-enak itu enggak boleh. Namun kalau daging boleh, ayam harus ayam kampung, dan ikan. Tetapi demi sehat apa boleh buat. Memang saya sadari hidup sehat itu bisa berawal dari gaya hidup. Jadi dengan gaya hidup sehat tubuh jadi sehat, “ tambahnya serius.
Sekarang ini Indra masih sering bertemu dengan sahabat-sahabatnya. Mereka biasanya datang ke rumah. “Karena saya tidak mau ambil risiko untuk bertemu di ruang terbuka atau public space dengan banyak orang yang mungkin dapat menyebarkan virus. Tubuh saya masih lemah,” katanya.
Hidup Perlu Keseimbangan
Jadi teman-teman Indra yang ingin bertemu meminta mereka datang ke rumah. Tapi biasanya Indra memastikan teman-temannya dalam kondisi sehat. “Bagi saya sahabat itu penting dalam hidup. Apalagi untuk usia saya sekarang ini. Saya bisa tertawa dan sharing dengan mereka. When you can’t get youth back, your friend recover,” katanya tertawa.
Indra saat ini sudah melepas tugasnya di PT Fortune Indonesia. Dia sekarang berfokus untuk kesehatannya dan keluarga. “Saya telah melepas pekerjaan saya. Namun institusi yang saya bangun tetap bisa berjalan. Saya senang bisa berbagi dengan tim saya, dan ketika saya mundur mereka bisa tetap berjalan,” katanya bangga.
Dalam hidup perlu keseimbangan, ungkap Indra lagi. ”Jangan hanya mengejar karir atau materi semata. Keluarga juga penting. Saya sekarang lebih banyak membaca buku marketing dan spiritual. Saya senang bisa berkumpul dengan istri, anak, dan cucu. Saya sedang membuat catatan pengalaman-pengalaman saya yang akan saya share ke anak-anak muda. Mungkin akan saya buat buku. Selalu ingat kesehatan itu aset penting bagi siapa pun, jangan pernah meremehkannya,” katanya