Atasi Depresi Pasca Stroke
Stroke sebenarnya dapat terjadi pada siapa saja dan di umur berapapun tetapi tiga perempat dari penderita stroke adalah rata-rata berusia di atas 65 tahun atau lebih. Kenyataan di lapangan saat ini, terjadi suatu fenomena bahwa stroke terjadi pada rerata umur yang lebih muda yaitu sekitar umur empat puluhan dan lima puluhan. Banyak penderita stroke mengalami depresi spasca stroke. Depresi pasca stroke ini harus diatasi agar kualitas hipup bisa membaik
Data di Amerika mengatakan bahwa sekitar 10-27% dari 600.000 penderita stroke didiagnosis menderita depresi berat dalam waktu setahun sejak awal mengalami stroke. Sebagai tambahan 15 sampai 40% mengalami beberapa gejala depresi dalam dua bulan pertama setelah stroke.
Bila tidak segera ditangani akan memperparah kondisi pasien stroke. Bagaimana cara mengatasinya? Adanya gangguan depresi dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Selain itu juga dapat memperlambat penyembuhan atau memperburuk penyakit fisik bagi penderita stroke.
Untuk melihat kondisi depresi seseorang dokter menggunakan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)-IV . Pada pasien stoke ditemukan sebanyak 30-49% yang mengalami depresi.
Bagi penderita stroke sering ditemukan sepertiganya pernah mengalami gejala depresi. Depresi pasca stroke merupakan komplikasi kejiwaan yang paling sering ditemui pada pasien-pasien stroke. Untuk melihat kondisi depresi seseorang dokter menggunakan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)-IV . Pada pasien stoke ditemukan sebanyak 30-49% yang mengalami depresi.
Namun banyak kasus-kasus depresi setelah serangan stroke tidak didiagnosis dokter. Tidak sedikit dokter mengabaikan memeriksa tanda-tanda depresi yang dialami pasien stroke. Kerap terjadi pasien yang telah mengalami stroke dengan baik dapat menyembunyikan gejala atau malah mereka sendiri pun tidak menyadari keadaan mereka.
Depresi pada stroke terjadi karena dua faktor. Faktor yang pertama adalah pada penderita stroke terjadi sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan jalur komunikasi ke daerah otak tersebut menjadi terhambat. Kita ketahui bahwa otak terdiri dari beberapa bagian yang tugasnya bermacam, macam. Yang biasanya terkena pada pasien stroke adalah bagian otak yang mengatur fungsi perasaan dan gerakan pasien sehingga yang terlihat pada diri penderita stroke adalah kesulitan dalam melakukan gerakan akibat lumpuhnya tubuh sebagian dan gangguan suasana perasaan dan tingkah laku.
Depresi dan Kualitas Hidup Pasca Stroke
Depresi dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Serangan stroke dapat membuat penderitanya mengalami banyak kemunduran fisik dan sulit untuk pulih dari serangan stroke. Hal ini dapat membuat lebih sulit untuk pulih dari kondisi serangan stroke.
Stroke dapat menyebabkan depresi karena beberapa alasan. Salah satunya adalah karena kita menyadari bahwa kesehatan mungkin tak akan pernah sama lagi, atau menyadari bahwa sudah ‘tua’. Stroke adalah suatu pemancing emosi dan dapat memicu berbagai emosi seperti kemarahan. Respons emosional Anda mungkin mengalami beberapa perubahan dari waktu ke waktu. Penting untuk mengenali gejala depresi sehingga Anda dapat mencoba untuk mendapatkan bantuan melalui metode yang efektif seperti konseling.
Alasan lain dari depresi adalah cacat yang terjadi setelah stroke. Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak akibat berkurangnya suplai darah ke bagian otak. Kerusakan pada beberapa bagian otak yang mengakibatkan menurunkan kondisi fisik seseorang.
Kita mungkin telah kehilangan beberapa keterampilan fisik atau kognitif. Kemandirian yang terganggu juga faktor penyebab depresi seperti mungkin tidak dapat lagi mengemudi, melakukan suatu pekerjaan, atau bahkan berjalan. Tentu saja, depresi dapat dipahami ketika berhadapan dengan perubahan hidup yang ekstrem. Namun, seiring waktu berlalu, bahkan pasien yang menderita cacat besar dapat belajar untuk menghargai dan memaksimalkan kemampuan yang ada.
Selain itu, alasan ketiga untuk depresi setelah stroke adalah bahwa beberapa jenis stroke dapat mempengaruhi daerah otak yang mengontrol mood.
Angka kematian 10 kali lebih tinggi pada orang yang mengalami depresi setelah stroke dibanding yang tidak. Depresi pasca stroke dapat diatasi dengan pengobatan di bawah pengawasan dokter.
Namun begitu dukungan keluarga, perawat, dan terapis amat dibutuhkan sebagai salah satu pendukung utama.
Faktor Risiko Depresi Pasca Stroke
Ada beberapa hal yang menjadi pemicu depresi pasca stroke seperti :
- Memiliki penyakit mental sebelumnya
- Bila penderita stroke adalah perempuan
- Mempunyai kondisi sebelumnya yang dipengaruhi tentang bagaimana kondisi otak Anda, misalnya saja cedera otak traumatis.
- Memiliki kesulitan fungsional sebelumnya, seperti mereka itu mungkin disebabkan oleh penyakit Parkinson atau gangguan neuromuskular lainnya.
- Bila penderita stroke itu hidup sendiri.
Stroke dapat menyebabkan tingginya risiko terjadinya disabilitas dan masalah neurologis. Misalnya, jika Anda mengalami aphasia (kesulitan bicara dan memahami kata-kata) setelah serangan stroke, akan membuat Anda menjadi tertekan sekali.
Setiap kasus pasca stroke depresi dapat memiliki gejala yang berbeda dan durasi. Kebanyakan gejala muncul antara tiga sampai enam bulan setelah stroke. Namun, bisa juga terjadi setelah beberapa usai serangan stroke.
Terdapat beberapa kondisi yang dapat menimbulkan risiko terjadinya depresi pasca stroke. Di antaranya kesepian, kurangnya interaksi sosial, genetika, keterbatasan dalam kemampuan fisik dan mental setelah terjadinya serangan stroke.
Tanda-tanda Depresi Pasien Stroke
Jika Anda adalah pasien stroke, anggota keluarga, perawat, home care, dan terapis dari seseorang yang baru saja menderita stroke, hati-hati untuk ini sembilan gejala:
- Perasaan terus-menerus sedih dan kecemasan
- Kehilangan minat dalam kegiatan normal menyenangkan
- Perasaan tidak berharga dan putus asa
- Kelelahan
- Kesulitan fokus dan mudah tersinggung
- Pola tidur terganggu, seperti tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
- Kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan
- Mengurangi minat menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga
- Pikiran untuk bunuh diri
Orang-orang yang telah mengalami stroke akan mengalami perubahan mood seperti : kecemasan, lekas marah, agitasi, gangguan tidur, perubahan perilaku, apatis, kelelahan, dan halusinasi.
Sangat penting bagi home care, perawat, dan terapis menyadari keadaan emosional seseorang yang mengalami stroke. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan diagnosa yang tepat.
Pengobatan untuk depresi biasanya merupakan terapi dan obat-obatan. Ada juga terapi perilaku kognitif adalah terapi yang umum kombinasi digunakan untuk mengobati depresi.
Selain itu yang juga menjadi bagian penting adalah memahami bagaimana obat ini dapat berinteraksi dengan orang lain. Pastikan Anda bicara dengan dokter untuk pengobatan pada pasien pasca stroke.
Gaya Hidup Atasi Depresi Pasca Stroke
Selain pengobatan dokter untuk depresi, ada beberapa 5 hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi depresi. Salah satunya dengan mengubah gaya hidup Anda seperti :
1.Menghadiri kelompok pendukung. Melalui kelompok dukungan, Anda dapat bertemu orang lain yang akan melalui situasi yang sama. Hal ini dapat membantu Anda merasa ringan berbagi pengalaman dengan banyak orang lain.
2.Makan makanan yang sehat. Makananan yang terdiri makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, dan daging tanpa lemak akan membantu Anda tetap sehat dan pulih.
3.Tetap bersosialisasi. Anda sebaiknya tetap bergaul dan bertemu dengan keluarga atau sahabat. Dengan demikian Anda tidak merasa sendiri dan dapat tetap gembira sehingga menghilangkan depresi.
4.Tetap mandiri sebisa mungkin. Jika Anda pulih dari stroke, Anda tetap memerlukan bantuan dari keluarga atau perawat. Mungkin hal ini sangat sulit Anda terima karena akan kehilangan ‘kemerdekaan’ pribadi. Ada baiknya Anda berdiskusi dengan perawat untuk melihat kemungkinan ada beberapa kegiatan yang dapat Anda lakukan sendiri.
5.Latihan setiap hari . Aktivitas fisik sehari-hari dapat banyak membantu Anda mempercepat pemulihan dan depresi Anda. Bila Anda dapat berjalan lakukan dengan jarak pendek setiap hari untuk membuat fisik dan otot Anda kuat. Selain itu Anda juga dapat melakukan latihan low impact lainnya.
Bagian paling sulit bagi seseorang yang mengalami stroke adalah menjadi tergantung dengan perawat atau terapis. Ketergantungan ini bisa dalam hal ringan hingga berat untuk sementara waktu.
Karena itu sebaiknya perlunya pengawasan dan kewaspadaan dokter, perawat, terapis, dan anggota keluarga mengenali tanda-tanda awal depresi. Bila diketahui depresi lebih awal akan kian mudah untuk mengatasi depresi. Sebaliknya bila depresi hadir dan tidak ditangani maka akan meningkatkan kondisi depresi. Karena itu, konsultasikan ke dokter bila Anda mengalami atau menemukan tanda-tanda depresi untuk segera ditangani.
Bila Anda mebutuhkan perawat, terapis, dan home care bagi pasien stroke adalah dengan menghubungi Dasaeon.com. Anda dengan mudah menemukan fisioterapis, terapis okupasi dan terapis wicara berpengalaman dan profesional.