Fakta Mengejutkan 100 Juta Orang di Dunia Kurang Tidur
Apakah Anda bangun pagi dengan bugar atau malah masih merasa lemas tak berenergi? Jangan-jangan Anda termasuk salah satu dari 100 juta orang yang mengalami gangguan tidur. Inilah beberapa fakta menarik seputar tidur dalam rangka Hari Tidur Sedunia.
Melihat kompleknya masalah tidur di seluruh dunia, belum lama ini sekaligus memperingati World Sleep Day Royal Philips sebagai pemimpin global dalam teknologi kesehatan, merilis temuan dari survei global tahunannya yang berjudul Better Sleep, Better Health. A Global Look at Why We’re Still Falling Short on Sleep.
Survei dilakukan di 13 negara dengan mengamati mengapa banyak orang-orang tidak bisa tidur nyenyak. Philips sebagai inovator terkemuka dalam perawatan tidur dan pernapasan, terus menyebarkan kesadaran pentingnya kualitas tidur. Tidur kerap kali menjadi masalah banyak orang di dunia namun masih kerap diabaikan.
Philips menemukan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia menderita sleep apnea, 80 persen di antaranya tetap tidak terdiagnosa, dan secara global 30 persen orang mengalami kesulitan untuk memulai tidur tanpa terjaga di malam hari.
Sejak dahulu, tidur berkualitas diyakini sangat penting bagi kesehatan, tetapi hanya sepertiga dari orang dengan gangguan tidur yang mencari bantuan tenaga kesehatan profesional. Melalui kolaborasi dengan Richter dan survei tahunannya, Philips ingin menekankan pentingnya tidur berkualitas setiap orang di seluruh dunia.
Survei yang dilakukan secara online pada bulan Februari oleh Harris Poll atas nama Philips ini, mengulas kebiasaan tidur lebih dari 15.000 orang dewasa di 13 negara (Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Polandia, Prancis, India, China, Australia, Kolombia, Argentina, Meksiko, Brasil dan Jepang). Survei ini ingin melihat lebih dekat bagaimana tidur diprioritaskan, ditangani, dan dipandang oleh populasi di negara tersebut.
Empat Fakta Menarik seputar Tidur
Dari survei ini ditemukan beberapa fakta seputar tidur :
Tidur Penting Tapi Belum Jadi prioritas
Di 13 negara ini, survei tersebut menemukan bahwa mayoritas orang dewasa secara global (67 persen) menganggap bahwa tidur memang penting bagi kesehatan mereka. Namun, ketika mereka diminta untuk memasukkan kebiasaan tidur sehat sebagai bagian gaya hidup ternyata hanya 29 persen yang merasa bersalah tidak menjaga kebiasaan tidur yang baik.
Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan keinginan mereka untuk berolahraga secara rutin – 3-4 kali dalam seminggu, sebanyak 49 persen dan menjaga makan sehat sebanyak 42 persen.
Alasan Tidak Bisa Tidur Nyenyak dan dampaknya
Sebanyak 6 atau lebih dari 10 orang dewasa (61 persen) di dunia memiliki beberapa jenis masalah medis yang mempengaruhi tidur mereka.
Sekitar seperempat orang dewasa melaporkan mengalami insomnia (26 persen) dan 1 dari 5 orang mendengkur (21 persen). Mereka mengaku kalau mereka cemas dan tidak bisa tidur neyenyak selama 3 bulan terakhir (58 persen), gangguan penggunaan teknologi (26 persen). Karena tidak bisa tidur pulas, pagi harinya mereka mereka merasa lelah (46 persen), murung/mudah marah (41 persen), tidak termotivasi (39 persen), dan mengalami kesulitan berkonsentrasi (39 persen).
Upaya Perbaiki Kualitas Tidur yang telah dilakukan
Secara global, tiga perempat orang dewasa (77 persen) telah mencoba memperbaiki tidur di antaranya dengan mendengarkan musik yang menenangkan (36 persen) atau mengatur jadwal untuk tidur/ bangun mereka (32 persen).
Namun, metode berbeda digunakan di tiap-tiap negara. Salah satu metode utama yang digunakan orang dewasa India adalah meditasi (45 persen), sementara salah satu metode favorit yang digunakan oleh orang dewasa Polandia dan Tiongkok adalah dengan meningkatkan kualitas udara mereka (33 persen dan 31 persen).
Pandangan Berbeda Millenial soal Tidur
Dari keseluruhan hasil survei global, muncul satu kelompok kecil yang terdiri dari orang dewasa berusia 18-24 tahun. Meskipun cenderung tidak memiliki jam tidur teratur dibanding generasi lainnya (38 persen vs 47 persen berusia 25+), kelompok ini justru secara rata-rata mereka lebih banyak tidur setiap malam dibandingkan kelompok usia lainnya (usia 18-24 rata-rata 7,2 jam, dibandingkan 6,9 jam pada kelompok usia 25+).
Mereka juga cenderung merasa bersalah jika tidak secara teratur menjaga kebiasaan tidur yang baik dibandingkan dengan kelompok usia 35+ (35 persen vs 26 persen). Orang dewasa berusia 18-24 tahun juga lebih mungkin untuk mencoba memperbaiki tidur mereka dibandingkan dengan kelompok usia 25+ (86 persen vs 75 persen).
Pengaruh Tidur bagi Kesehatan
“Tidur adalah landasan gaya hidup sehat. Seberapa baik dan berapa lama kita tidur setiap malam sebelumnya adalah variabel paling penting yang mempengaruhi perasaan seseorang pada hari berikutnya,” ungkap Dr. David White, Chief Medical Officer, Philips Sleep & Respiratory Care.
“Jadi, tidur yang tidak cukup bisa berdampak langsung pada kesehatan kita, tidak seperti olahraga atau diet. Survei ini menunjukkan bahwa walaupun mengetahui bahwa tidur itu penting untuk kesehatan secara keseluruhan, sayangnya masih belum jadi prioritas utama ketimbang olahraga atau diet sehat. Sebaiknya bila ada masalah gangguan tidur segera temui dokter untuk mencari solusi tidur lebih baik,” tambahnya.
Philips juga mengumumkan pembukaan Sleep and Respiratory Education Center pertama di Asia Tenggara di kantor pusat regional, Philips APAC Center, di Singapura. Pusat pedidikan ini bertujuan untuk melatih para tenaga kesehatan profesional di seluruh wilayah Asia Pasifik utuk bisa mendiagnosis dan mengobati gangguan tidur dengan lebih baik.
“Sebagai perusahaan teknologi kesehatan, Philips berkomitmen untuk memberikan dukungan di seluruh rentang kesehatan. Kualitas tidur merupakan salah satu tindakan preventif utama dalam menjaga kesehatan yang seringkali kita abaikan. Melalui inovasi Sleep and Respiratory, kami ingin membantu orang-orang mengatasi permasalahan tidur, sehingga dapat memiliki tubuh yang lebih sehat,” ungkap Suryo Suwignjo, Presiden Direktur Philips Indonesia.
Nah, bila Anda memiliki gangguan tidur, sebaiknya jangan abaikan, karena akan banyak mempengaruhi masalah kesehatan dan produktivitas Anda. Segera mencari bantuan ke dokter menjadi solusi terbaik.