Kami Mencari Perawat Freelance

Hanya untuk yang amanah dalam bekerja

Daftar Sekarang

Diet Keto dan Diet Puasa (Intermittent Fasting)

Diet Keto dan Diet Puasa (Intermittent Fasting)
Diet keto dan diet puasa (intermittent fasting), dua metode diet yang sedang hits di kaum millenial ini merupakan metode yang efektif untuk menurunkan berat badan. Tidak mengherankan, dikarenakan rendah karbohidrat dan tinggi lemak menjadikan diet keto dan intermittent fasting populer di tahun 2018. Kedua metode diet ini sudah terbukti dapat menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan. Tetapi menurut dokter ahli obesitas dan ilmuwan yaitu Fatima Cody Stanford, MD, MPH, kedua metode diet ini tidak bisa dilakukan untuk jangka panjang.

Alasan Tidak Bisa Melakukan Diet Keto dan Intermittent Fasting dalam Jangka Panjang

“Ketika saya memberikan resep diet untuk pasien, saya memberinya berdasarkan ilmu yang saya pelajari dan dijalankan secara jangka panjang, ” kata Dr Stanford. Secara khusus, Dr Stanford mencari penelitian yang menunjukkan keuntungan diet jangka panjang yang bisa dijalani, tidak untuk  diet keto dan intermittent fasting.

“Menurut peneliti, diet keto maupun intermittent fasting merupakan diet yang baik dilakukan untuk pasien yang sering mengalami kejang,” lanjut Dr Stanford. Peneliti juga menemukan bahwa orang dengan diabetes tipe 2 cocok untuk menjalani diet keto, karena dapat menurunkan gula darah dan insulin serta memungkinkan tubuh mereka untuk menggunakan lemak sebagai sumber utama energi.

Meskipun diet keto mungkin efektif dijalankan untuk beberapa orang dalam waktu jangka panjang, Dr Stanford mengatakan harus mempertimbangkan kembali jika ingin dilakukan selama 5, 10, 15, atau bahkan 20 tahun.

Cara Menjalankan Diet Keto dan Intermittent Fasting

Selain itu, ada berbagai cara untuk menjalani intermittent fasting, dengan 16:8 (makan selama 8 jam, dan puasa sepanjang waktu 16 jam) dianggap sebagai metode yang paling mudah. Metode intermittent fasting dapat membuat Anda merasakan kelaparan dan meningkatnya rasa stres karena belum terbiasa dengan pola makan yang baru. Dengan rasa lapar yang Anda alami juga dapat menurunkan performa aktivitas jika Anda tidak mencukupi kebutuhan nutrisi saat periode makan. Efek samping lainnya seperti sakit kepala dan perubahan jam tidur mungkin terjadi pada saat Anda memulai melakukan metode ini, namun hanya bersifat sementara sampai tubuh beradaptasi dan Anda menemukan metode yang sesuai.

Sedangkan diet keto, Anda harus mengurangi konsumsi karbohidrat setiap hari dalam jumlah yang cukup besar. Pola makan pada diet keto yaitu 75% konsumsi lemak, 20% konsumsi protein, dan 5% konsumsi karbohidrat.

Pada dasarnya diet apa pun yang Anda jalankan, tidak akan selalu memberikan hasil yang sama pada setiap orang. Sehingga Anda dianjurkan untuk menyesuaikan jenis diet dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan tubuh. Bila perlu, konsultasikanlah dengan dokter atau ahli gizi, sebelum menjalani diet keto dan intermittent fasting.

Perlu diingat, makan dengan kecukupan nutrisi dan olahraga teratur adalah kunci hidup sehat dan mempertahan berat badan ideal. Jika Anda melakukan kedua metode ini untuk penurunan berat badan, efeknya dapat bervariasi dan tetap bergantung dengan nutrisi dan pola aktivitas.

Ingin hidup Anda lebih sehat dan bahagia? Dapatkan update terbaru dari PerawatNers seputar tips dan info kesehatan

Subscribe