Kami Mencari Perawat Freelance

Hanya untuk yang amanah dalam bekerja

Daftar Sekarang

Ketika Makan Menjadi Perjuangan

Ketika Makan Menjadi Perjuangan

Jam makan adalah masa paling melelahkan bagi Riana, ibu dari Putri Radiks yanS berusia dua tahun. Segala teknik bujukan, rayuan, permainan, dan pengalih perhatian harus dikerahkan agar putrinya mau membuka mulut dan menyantap makanan yang telah disediakan. Kerap kali, akhir dari proses makan itu berujung pada emosi tingkat tinggi dan baik ibu maupun sang putri pun merasa stres.

Disebutkan bahwa satu dari empat anak Indonesia adalah picky eater atau sulit makan. Hasil riset yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 25 persen anak mengalami sulit makan dan akan meningkat sekitar 40-70 persen pada anak yang lahir prematur atau dengan penyakit kronis. Penelitian yang dilakukan di Jakarta juga menyebutkan pada anak prasekolah usia 4-6 tahun didapatkan prevalensi kesulitan makan sebesar 33,6 persen.

Meski diakui sebagai salah satu fase yang dialami anak, pada sebagian orang menjadi picky eater terus berlanjut hingga besar bahkan dewasa. Seorang anak misalnya, yang kini sudah memasuki bangku sekolah menengah pertama.  Ibunya mengatakan, "Sejak mulai masa MPASI, anaknya memang sulit makan. Sendok yang mengejar-ngejar mulutnya. Stres sekali memberi makan anak, terutama memberikan sayur.

Ia pun kerap mengalami situasi dilematis. "Gizi kan harus masuk. Kalau tidak mau makan, lalu bagaimana? Akhirnya jadi sering marah-marah saat makan," tambahnya lagi. Hal ini juga waswas, putrinya itu sejak kecil tak pernah mengeluh merasa lapar hingga akhirnya secara otomatis mencari makanan sendiri.

Lain lagi dengan Ade (6 tahun) yang setiap harinya jika ditanya ingin makan apa hari ini, akan selalu membunyikan jawaban yang sama, "Ayam!”.

Pertanyaannya, apakah mungkin memberi menu ayam setiap hari? Mungkinkah untuk tidak memberi sayuran dan buah yang menjadi bagian penting dalam tumbuh kembang anak?

Untuk tumbuh kembang anak

Makan bagi sebagian orang mungkin hanya dianggap sebagai proses alami dan wajar terjadi. Namun, sebenarnya, seperti yang disarikan dalam Sari Pediatri majalah ilmiah Ilmu Kesehatan Anak yang diasuh oleh Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), makan merupakan salah satu kegiatan biologis yang kompleks, melibatkan berbagai faktor fisik, psikologis, dan lingkungan.

Selain sebagai upaya memenuhi kebutuhan nutrisi, makan memiliki fungsi psikologis dan sosial atau edukasi.

Penelitian tersebut juga mengungkap riset terhadap anak prasekolah usia 4-6 tahun di Jakarta yang mendapati prevalensi sulit makan sebesar 33,6 persen, sebanyak 44,5 persen di antaranya mengalami malnutrisi ringan hingga sedang dan 79 persennya telah berlangsung lebih dari tiga bulan.

Jurnal penelitian tersebut juga mengungkap penelitian di Belgia yang menemukan 17 persen anak yang dirujuk dengan kesulitan makan parah ditemukan mengalami esofagitis refluks tanpa disertai penyakit lain

Sementara itu, SEAMEO Study, 2012, menyebutkan bahwa anak-anak Indonesia cenderung mengalami kekurangan asam folat, vitamin C, zat besi, mineral, dan kalsium. Kekurangan yodium, kalsium, dan vitamin D juga masih menjadi persoalan pada perkembangan anak di Indonesia.

Umumnya, anak sulit mengonsumsi buah dan sayuran, yang justru mengandung banyak nutrisi dan vitamin yang diperlukan dalam tumbuh kembang mereka.

Ada banyak penyebab anak sulit makan. Deteksi dini amat diperlukan agar tidak menimbulkan dampak berkepanjangan, mengingat masalah tersebut dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak serta kualitas hidupnya di kemudian hari.

Fase

Ketika hal ini terjadi, banyak orangtua yang kemudian menjadi korban sosial dari orang-orang di sekitarnya karena dianggap tidak mampu mengasuh dan mendidik anak dengan baik. Banyak orangtua juga mulai merasa cemas dengan asupan nutrisi dan gizi yang cukup untuk tumbuh kembang sang buah ati sehingga bergonta-ganti vitamin yang, sayangnya, kerap kali tidak disertai upaya menilik lebih dalam penyebab anak susah makan.

Para peneliti mengatakan ada saatnya anak menjadi lebih pemilih, memiliki pendapat sendiri dan kesukaannya sendiri. Namun, tetap menjadi kewajiban orangtua untuk memperkenalkan mereka pada variasi rasa yang beragam.

Proses makan juga bagian dari keterampilan dalam hidup sehingga anak pun perlu belajar cara makan maupun pola makan yang tepat. Yang  utama adalah memperhatikan kecukupan gizi dan nutrisi sesuai dengan tumbuh kembang anak.

Jika sudah dirasa amat mengganggu, tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter anak dan segera tilik siasat untuk memenuhi kecukupan gizi. Berbagai produk makanan dan minuman kesehatan untuk anak dewasa ini juga amat beragam demi menjawab kebutuhan tersebut.

Salah satunya adalah susu  dengan ekstrak buah dan sayur untuk membantu mengasup nutrisi lengkap dan seimbang yang dibutuhkan si kecil semasa  pertumbuhannya.

Untuk itu, Bebelac Complete dibuat dengan 28 macam ekstrak buah dan sayur, serta mengandung minyak ikan. Minyak ikan mengandung asam alfa linolenat sebagai asam lemak esensial dan menjadikan formula baru ini mengandung DHA 5 kali lebih tinggi.

Susu yang  juga mengandung prebiotik FOS yang membantu mempertahankan fungsi saluran cerna dan memiliki kandungan vitamin B kompleks. Vitamin B1 dan B2 berperan sebagai koenzim yang mengubah karbohidrat menjadi energi.

Tingkat energi dalam susu dikurangi menjadi 82 kcal/100 ml sesuai kebutuhan tubuh anak, tetapi bukan sebagai pengganti makan. Formula baru Bebelac Complete ini juga tidak mengandung sukrosa atau gula, mengingat gula berlebih pada anak juga tidak baik bagi tumbuh kembangnya.

Selain itu, untuk membantu perkembangan tubuh dan kognitif anak, Bebelac Complete mengandung zat besi, seng (mineral), dan vitamin D yang juga berguna untuk asupan kalsium dalam tubuh.

Selalu memperhatikan asupan makanan maupun minuman yang dikonsumsi anak setiap hari adalah satu hal yang tak bisa ditawar dalam proses tumbuh kembang anak.

Perlu digarisbawahi, asupan nutrisi yang tepat memengaruhi perkembangan perilaku, belajar, maupun emosional anak.

Ade kini pun tumbuh menjadi gadis remaja yang berbakat dan cemerlang di sekolah. Ibunya mengaku, gadis ciliknya itu sekarang sudah mulai banyak makan, hanya variasinya tidak banyak.

Kenali Gejala Anak Sulit Makan:

Picky Eaters merumuskan pengertian sulit makan adalah jika anak tidak mau atau menolak makan, atau sulit mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara alamiah dan wajar. Yakni membuka mulut tanpa paksaan dan pemberian vitamin atau obat tertentu

Anak sulit makan juga menunjukanan beberapa gejala tertentu, yakni:

  1. Sulit mengunyah, menghisap, menelan makanan, atau hanya bisa mengkonsumsi makanan lunak.
  2. Memuntahkan atau menyemburkan makanan yang sudah masuk di mulut
  3. Makan berlama-lama dan memainkan makanan
  4. Sama sekali tidak mau memasukan makannan ke dalam mulut atau menutup mulut rapat-rapat
  5. Memuntahkan atau menumpahkan makanan, menepis suapan
  6. tidak menyukai banyak variasi makanan
  7. Kebiasaan makanan yang aneh dan ganjil
Subscribe