Sindrom Geriatri Serta Penanganan Terapi untuk Lansia
Sindrom geriatrik adalah kondisi kesehatan multifaktorial yang terjadi ketika akumulasi efek gangguan pada beberapa sistem tubuh yang membuat lansia rentan terhadap tantangan situasional dalam kehidupan. Sindrom geriatrik termasuk jatuh, inkontinensia, delirium dan penurunan fungsi, dan menunjukkan keadaan kesehatan yang terganggu yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup, kecacatan, bahkan risiko kematian.
Geriatri atau lanjut usia banyak mengalam bebera sindrom seperti: gangguan fungsi kognitif, sistem saraf, keterbatasan mobilitas yang diakibatkan oleh berkurangnya kekuatan otot dan tulang hingga berbagai penyakit lansia lainnya.
Sindrom geriatri adalah kondisi yang disebabkan oleh berbagai faktor serta melibatkan banyak bagian tubuh. Empat faktor risiko yang umum terdapat pada sindrom geriatri antara lain :
- Usia lanjut
- Gangguan fungsi kognitif
- Gangguan menjalani aktivitas sehari-hari
- Gangguan mobilitas
Macam-Macam Sindrom Geriatri pada Lansia
Kondisi yang termasuk sebagai bagian dari sindrom geriatri umumnya meliputi:
- Gangguan pendengaran dan penglihatan
- Gangguan tidur
- Susah makan
- Osteopenia (penurunan kepadatan tulang) atau osteoporosis
- Delirium (linglung)
- Demensia
- Risiko terjatuh
- Lemah
- Pusing
- Inkontinensia urine
- Radang sendi
- Malnutrisi atau kurang gizi
Perawatan Sindrom Geriatri pada Lansia
Ada beragam perawatan yang tersedia untuk menangani sindrom geriatri yaitu :
Inkontinensia urine
Kondisi lansia yang tidak dapat mengontrol dan menahan keluarnya urin. Keluhan ini sering dijadikan alasan lansia enggak memenuhi cairan dalam tubuh (minum) sehingga terjadi dehidrasi.Lansia dengan kondisi ini disarankan mengurangi konsumsi kopi, minuman beralkohol, dan hindari merokok. Inkontinensia urine umumnya dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan dan alat bantu medis. Jadi, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.
Gangguan tidur
Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup dan kondisi kesehatan lansia. Gangguan tidur bisa ditangani dengan terapi perilaku kognitif (CBT) dan obat resep dokter.
Delirium
Merupakan kondisi darurat medis berupa kebingungan parah yang terjadi secara tiba-tiba. Lansia dengan sindrom geriatri yang mengalami delirium perlu mendapat observasi ketat di rumah sakit. Pengobatan delirium dilakukan dengan menangani penyebab yang memicu munculnya delirium. Terapi pada delirium bertujuan untuk memastikan keamanan serta stabilisasi kondisi medis dan psikologis lansia.
Demensia
Lansia dengan demensia perlu mendapatkan penanganan yang komprehensif. Kondisi ini dapat ditangani dengan beberapa jenis obat sesuai resep dokter seperti acetylcholinesterase inhibitors, memantine, antipsikotik, dan antidepresan. Pengobatan demensia juga bisa dilakukan dengan terapi psikologis, terapi perilak, terapi okupasi, serta terapi stimulasi dan rehabilitasi kognitif.
Terjatuh
Cedera serius pada lansia seringkali disebabkan oleh terjatuh. Lansia dengan sindrom geriatri yang kerap terjatuh, penanganan terbaiknya adalah dengan berkonsultasi ke dokter terkait penyebab dan langkah-langkah penanganan yang tepat. Ada banyak perawatan, seperti olahraga dan fisioterapi yang bisa membantu meningkatkan kemampuan berjalan pasien dan mencegah jatuh. Mengonsumsi vitamin D dan kalsium untuk menjaga kekuatan tulang juga penting pada lansia yang berisiko tinggi terjatuh.
Osteoporosis
Lansia perlu menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk pemeriksaan tulang. Osteoporosis pada lansia bisa diatasi dengan meningkatkan asupan kalsium dan vitamin D, serta pengobatan dari dokter. Aktivitas fisik seperti latihan kekuatan dan latihan beban penting untuk menjaga kesehatan tulang. Keluarga atau orang yang merawat lansia perlu memerhatikan keamanan dan aktivitas lansia untuk meminimalisir risiko jatuh atau cedera.
Kardiovaskular.
Kardio kaitannya dengan berbagai penyakit yang berhubungan dengan jantung. Penyempitan dan penyumbatan aliran darah dapat mengakibatkan serangan jantung, stroke dan angina.
Radang Sendi (Artritis)
Rasa nyeri, kekuan dan bengkak yang terjadi pada persendian umum dialami oleh lansia. Sedangkan osteoporosis hilangnya kepadatan tulang yang menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah retak atau patah.
Alzheimer
Penyakit kognitif jenis ini banyak menyerang lansia dengan usia 65 tahun ke atas. Sejauh ini belum ditemukan penyebab dan obat untuk mengobati penyakit Alzheimer
Diabetes
Tingginya kadar gula darah (glukosa) yang tidak dapat diserap oleh tubuh mengakibatkan berbagai risiko penyakit kronis hingga komplikasi.
Selain faktor genetik, faktor lingkungan hingga status sosial ekonomi juga memengaruhi masalah kesehatan pada lansia. Faktor lingkungan memiliki pengaruh penting dalam penerapan gaya hidup sehat. Menerapkan pola hidup sehat dengan nutrisi seimbang, olahraga teratur, dan tidak merokok dapat mengurangi risiko terkena penyakit serta meningkatkan kemampuan fisik dan mental.