Apa Yang Perlu Diketahui Oleh Perawat Medis
Peneliti telah menunjukkan bahwa jumlah pasien yang berhasil berhenti merokok ditemukan dua kali lipat ketika bersama perawat medis yang dilatih untuk membina pasien menghentikan kecanduan mereka, dan secara aktif menjelaskan efek buruk rokok ke pasien. Tentu saja, komunikasi efektif oleh perawat medis bisa menghasilkan hasil positif jika dilakukan dengan benar. Jadi bagaimana cara mendapatkan efektifitas dalam berkomunikasi dengan perawat?
Perawat medis harus fokus
Perawat medis harus berfokus pada pasien saat berbicara. Jika permintaan pasien tidak terpenuhi akibat salah interpretasi atau kurang konsentrasi, tidak perlu diragukan lagi pasien akan menjadi frustasi dan/atau marah karena perawat medis tidak memperhatikan, dan menyebabkan gagal mencapai tujuan komunikasi antara perawat medis dengan pasien.
Kurang fokus ketika berbicara dengan pasien bisa membuat pasien merasa tidak penting atau dihiraukan, ini merupakan tanda komunikasi yang sangat tidak efektif. Pasien cenderung merasa sedih dan marah jika tidak dihiraukan, khususnya ketika mereka sudah merasa tidak enak. Bahasa tubuh juga merupakan sesuatu yang penting. Menjaga kontak mata dan sedikit menganggukan kepala mungkin terdengar sederhana, tetapi ini merupakan hal penting untuk membuat pasien merasa nyaman dan yakin.
Berhati-hati saat berkomunikasi
Pasien biasanya berada dalam situasi kesakitan atau gelisah akibat penyakit atau cedera, dengan demikian penting untuk berbicara dengan jelas, perlahan dan menghindari istilah medis yang menyulitkan pasien. Bahasa tubuh dan nada bicara harus juga dipertimbangkan. Misalnya, perawat medis sebaiknya meletakkan tangan di sisi tubuh mereka, daripada menyilangkannya di depan dada ketika berbicara, karena sikap tubuh demikian bisa mengindikasikan masalah atau sulit didekati, dan bisa membuat pasien merasa tertekan.
Memeriksa tingkat stres secara berkala
Perawat medis sangat penting mengontrol emosi agar komunikasi dengan pasien menjadi efektif. Misalnya, jika pasien merasa gelisah atau marah dan melampiaskannya ke perawat medis, maka perawat medis harus memberi respon yang sesuai demi mencegah bertambah buruknya kondisi pasien. Dengan begitu perawat medis harus terus memeriksa emosi pasien dan berusaha menenangkan mereka yang sedang marah tersebut.
Kemampuan komunikasi yang buruk bisa menghancurkan hubungan antara pasien dan perawat medis, kesalahan komunikasi atau interpretasi bisa menimbulkan masalah lain. Karena itu adalah tanggung jawab perawat medis untuk memastikan komunikasi tetap tersampaikan dan jelas.
Teknologi Perawat Medis untuk Merawat Pasien
Teknologi merupakan aspek penting dari layanan perawat medis terhadap pasien dan bisa juga untuk meningkatkan keamanan pasien. Nantinya, akan ada banyak inovasi dalam dunia perawat medis yang secara signifikan bisa membantu memudahkan saat memberikan perawatan pada pasien.
Mengikuti zaman yang sudah serba canggih ini, pengetahuan dasar dan kemampuan memanfaatkan teknologi sekarang merupakan hal wajib bagi semua perawat medis.
Mengikuti kemajuan dunia medis, perawat harus bisa memanfaatkan teknologi. Perawat secara umum harus memiliki kemampuan dasar seperti mengetahui fungsi umum dari komputer dan software, cara memasukkan data ke catatan elektronik, dan aplikasi lain yang bisa membantu perawat medis memudahkan pekerjaannya. Begitupun dengan perawat medis PerawatNers.com yang memiliki pengetahuan dan berpengalaman dalam menggunakan teknologi. Berikut beberapa teknologi populer yang sering ditemukan dalam unit keperawatan.
Catatan Kesehatan Elektronik
Catatan Kesehatan Elektronik (EHR) digunakan untuk mendeteksi riwayat kesehatan pasien yang secara umum dibuat di berbagai lokasi fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, dan layanan home care. Catatan terkomputerisasi ini bisa diakses setiap hari, dengan demikian riwayat medis pasien bisa langsung diakses dan perkembangannya bisa diikuti dalam satu database tersebut. Efektivitas teknologi nampak dari sistem keamanannya yang memastikan kerahasiaan informasi kesehatan pasien. Untuk mengatasi dan menurunkan risiko kesalahan medis, EHR mengumpulkan dan menyimpan semua informasi kesehatan pasien dengan cara yang mudah diakses. Ketika informasi dalam EHR bisa diakses pada telepon genggam, tenaga kesehatan bisa mendapat lebih banyak informasi untuk menentukan perawatan kesehatan yang akan diberikan, dengan demikian menghindari kesalahpahaman dan konflik antar tim.
Tes Darah
Evolusi teknologi telah menggantikan metode invasif dengan metode yang lebih lebih spesifik. Howard University menemukan tes darah baru yang disebut sebagai 23-gene blood test yang bisa digunakan untuk diagnosis penyakit jantung, tes darah ini bisa mendeteksi keberadaan protein darah penyebab penyakit jantung. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tes darah ini 85% akurat dalam mendeteksi potensi penghambatan darah pada pasien, sehingga metode ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi.
Teknologi Meningkatkan Kualitas Layanan Perawat Medis
Menyadari bahwa mencatat informasi pasien di satu kertas bisa meningkatkan kesalahan medis, dikeluarkanlah software klinis yang dikenal sebagai computerized physician/provider order entry (CPOE). Teknologi ini membuat dokter dan perawat medis bisa menulis catatan pasien secara elektronik. Dengan CPOE, tenaga kesehatan bisa menghindari kesalahan penulisan dan menurunkan kesalahan obat berdasarkan catatan data yang tidak jelas.
Dengan kemajuan aplikasi pada telepon genggam, perawat medis bisa tetap terhubung dengan semua anggota tim kesehatan. Dengan demikian, perawat medis bisa memiliki akses cepat dalam menggali informasi yang berhubungan dengan anatomi manusia, penyakit, indikasi obat dan interaksi serta lain sebagainya. Metode ini lebih praktis daripada perawat medis harus membawa-bawa buku yang berat, atau keluar mencari informasi secara konvensional.
Mengurangi Risiko Perawat Medis Kesalahan Obat
Kesalahan obat bisa terjadi akibat kesalahan perawat medis, dan lebih tinggi kemungkinannya untuk membuat kesalahan dalam pencatatan, terutama ketika pasien dipindahkan dari satu perawat medis ke perawat lain. Obat atau cara penggunaannya yang salah bisa jadi berbahaya. Melalui EHR dan CPOE, perawat medis dan tenaga kesehatan lainnya bisa menghindari kesalahan tersebut karena mereka mengetahui informasi yang jelas dan transkripsi akurat.
Teknologi bisa berkontribusi dalam pemberian layanan ke pasien, termasuk untuk membuat komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien menjadi lebih aman. Kondisi ini secara tidak langsung membuat pasien bisa ikut serta dalam menentukan tahap layanan kesehatan yang selanjutnya akan diberikan dan kemudian mengembangkan rasa percaya antara pasien dengan perawat medis dan meningkatkan kepatuhan pasien.