Ketindihan: Apa Penyebabnya ?
Banyak mitos yang beredar di seluruh dunia mengenai ketindihan dan banyak juga yang tidak tahu apa penyebab ketindihan itu. Dibawah ini adalah mitos dari berbagai budaya mengenai sensasi ketindihan.
MEKSIKO:
Se me subio el muerto: Arwah seorang yang menempel pada tubuh
TURKI:
Karabasan: Hantu yang menyerang seseorang
CHINA:
Gui ya shen: Diganggu hantu yang menekan tubuh
KAMBOJA:
Kanashibari: Orang yang diikat oleh makhluk halus saat tidur
INDONESIA:
Rep-repan: ditindih Makhluk halus
Ketindihan sudah terekam dalam memori publik sejak abad ketujuh masehi. Banyak yang bilang ketindihan berhubungan dengan aktivitas paranormal atau gaib. 30% orang di dunia mempunyai potensi untuk mengalami ketindihan ini. Karena itu hampir di setiap budaya di dunia mempunyai cerita rakyat tentang ketindihan ini.
Apa itu ketindihan?
Ketindihan atau sleep paralysis sudah disebut oleh ahli kedokteran dari 1876, Silas Weir Mitchell. Meski demikian, masalah itu belum banyak diteliti hingga beberapa tahun belakangan. Pada 2015, peneliti Harvard, Dan Dennis menggelar beberapa studi yang bertujuan mengungkap misteri ketindihan. Ia menemukan bahwa ketindihan biasanya terjadi ketika manusia memasuki fase tidur Rapid Eye Movement (REM).
Ketika itu, orang biasanya sedang bermimpi. Saat bermimpi, tubuh memang “dilumpuhkan” agar kita tak bergerak mengikuti apa yang terjadi dalam mimpi.
Sensasi ketindihan atau sleep paralysis terjadi ketika proses mekanisme otak dan tubuh tidak berjalan selaras ketika kita tidur. Hal ini mengakibatkan kita terbangun secara tiba-tiba saat otak kita masih berada dalam tahap REM.
Ketindihan saat tidur secara medis disebut dengan sleep paralysis adalah ketidakmampuan berbicara, bergerak saat terbangun atau menjelang tidur. Sleep paralysis ada dua jenis yaitu hypnagogic sleep paralysis & hypnopompic sleep paralysis.
Tidak perlu khawatir sleep paralysis hanya terjadi sekitar 2 – 3 menit. Setelah itu otak dan tubuh akan aktif dan terhubung kembali.
Ketindihan atau kelumpuhan tidur adalah perasaan sadar tetapi tidak bisa bergerak. Hal ini terjadi ketika seseorang melewati antara tahap terjaga dan tidur. Selama transisi ini, Anda mungkin tidak dapat bergerak atau berbicara selama beberapa detik hingga beberapa menit. Beberapa orang mungkin juga merasakan tekanan atau rasa tersedak.
Ketindihan dapat menyertai gangguan tidur lainnya seperti narkolepsi. Narkolepsi adalah kebutuhan tidur yang sangat kuat yang disebabkan oleh ketidakmampuan otak untuk mengatur tidur.
Ketindihan, secara medis disebut dengan sleep paralysis, adalah peristiwa ini biasanya ditandai dengan ketidakmampuan untuk berbicara atau bergerak saat terbangun dari tidur atau ketika akan tidur, berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.
Ketindihan dapat terjadi sewaktu-waktu . Jika itu terjadi ketika tertidur, disebut kelumpuhan tidur hipnagogik atau predormital. Jika itu terjadi ketika bangun, disebut kelumpuhan tidur hipnopompik atau postdormital.
Dipicu Kelumpuhan Otot
Otot menjadi tidak aktif saat tidur, merupakan hal yang normal. Pada waktu sleep paralysis terjadi, ketidakaktifan otot berlanjut untuk beberapa saat dari masa tidur ke masa sadar.
Saat mengalami sleep paralysis, ada kemungkinan juga mengakibatkan seseorang merasa sulit bernapas. Selain itu, tidak jarang ada yang merasakan sensasi lain, misalnya merasa ada sosok lain bersamanya. Ini merupakan jenis halusinasi yang umum terjadi.
Ada dua jenis sleep paralysis yaitu :
Hypnagogic sleep paralysis.
Kelumpuhan atau paralysis jenis ini terjadi sebelum seseorang tertidur sepenuhnya. Umumnya ketika menjelang tidur, tubuh akan terasa makin rileks dan perlahan-lahan kehilangan kesadaran. Biasanya Anda menjadi kurang sadar, sehingga tidak menyadari adanya perubahan. Bagi seseorang yang mengalami hypnagogic sleep paralysis, dirinya tetap tersadar, tapi dia tidak dapat berbicara atau menggerakkan tubuh.
Hypnopompic sleep paralysis
Kelumpuhan semacam ini berlangsung ketika seseorang tersadar pada akhir masa tidur. Umumnya, masa tidur terbagi menjadi dua, yaitu NREM (non-rapid eye movement) dan REM (rapid eye movement). Porsi NREM adalah sekitar 75 persen dari masa tidur, sementara sisanya menjadi masa tidur REM. Ketika seseorang tersadar sebelum masa REM berakhir, maka pada saat itulah bisa terjadi hypnopompic sleep paralysis.
Siapa yang Mengalami Ketindihan?
4 dari setiap 10 orang pernah mengalami ketindihan. Umumnya sleep paralysis terjadi pertama kali pada masa remaja. Namun pria dan wanita dari segala golongan usia dapat mengalaminya. Kelumpuhan tidur dapat terjadi pada satu keluarga.
Faktor-faktor lain yang mungkin terkait dengan kelumpuhan tidur meliputi:
- Kurang tidur
- Perubahan jadwal tidur
- Kondisi mental seperti stres atau gangguan bipolar
- Tidur telentang
- Masalah tidur lainnya seperti narkolepsi atau kram malam hari
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti untuk ADHD
- Penyalahgunaan zat
Mencegah Sleep Paralysis
- Hindari begadang
- Minimalisie terjadinya stress
- Posisi tidur senyaman mungkin
- Hindari posisi tidur terlentang
- Jangan lupa berdoa sebelum tidur
Topik Terkait
Ilmu Kesehatan Masyarakat