Diabetes Melitus Pada Lansia
Diabetes adalah penyakit dimana naiknya tingkat gula darah seseorang yang disebabkan rendahnya kerja hormon insulin di dalam tubuh. Diabetes mempunyai 3 jenis yaitu diabetes tipe 1 yang biasanya terjadi pada anak-anak dimana hormon insulin di dalam tubuh mereka bekerja dengan sangat rendah sehingga mengakibatkan peningkatan gula darah. Jenis diabetes yang kedua adalah diabetes tipe 2 yang biasanya terjadi pada orang berusia paruh baya. Hal ini terjadi karena disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi insulin. Sedangkan yang ketiga adalah gestational diabetes yang umum terjadi pada wanita hamil.
Diabetes sering terjadi pada lanjut usia. Pada usia 75, sekitar 20% dari lansia menderita penyakit diabetes ini. Diabetes pada orang dewasa lanjut usia secara metabolik berbeda dari diabetes pada populasi pasien yang lebih muda, dan pendekatan terapi harus berbeda pada kelompok usia ini.
Diabetes dikaitkan dengan morbiditas substansial dari komplikasi makro dan mikrovaskular. Beberapa bukti menunjukkan bahwa kontrol glikemik yang optimal dan modifikasi faktor risiko dapat secara substansial mengurangi risiko komplikasi pada pasien usia lanjut. Di masa lalu, pilihan pengobatan terbatas. Namun, penelitian terbaru telah menggambarkan beberapa peluang terapi baru dan menarik bagi pasien lanjut usia dengan diabetes.
Umumnya, diabetes yang diderita lansia adalah diabetes tipe 2. Hal ini bisa terjadi karena pada usia yang sudah cenderung tua, efek dari gaya hidup tidak sehat yang selama ini dilakukan, akan mulai terlihat.
Gula memang diperlukan sebagai sumber energi. Namun, banyak orang yang mengonsumsinya melebihi dari kebutuhan tubuh dan lansia sudah lebih lama terpapar oleh zat gula. Hal ini menyebabkan gula menumpuk dari makanan maupun dan minuman yang pernah dikonsumsi. Kebiasaan buruk yang sudah dijalani sejak mud inilah yang meningkatkan kadar gula darah saat memasuki usia lansia.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mengenali lebih jauh kondisi diabetes pada lansia. Mulai dari memahami kadar gula darah yang normal, hingga pencegahan yang paling tepat.
Diabetes mampu berubah menjadi silent killer yang diam-diam dapat membahayakan kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan. Karena itu, ketahui gejala diabetes sejak dini.
Gejala Diabetes Melitus
Sering merasa haus sehingga banyak minum
Jika buang air kecil lebih sering dari biasanya, maka tubuh akan berusaha menyeimbangkannya dengan cara mengganti cairan yang hilang tersebut. Sebagai responnya maka akan merasa terus menerus haus sehingga akan membuat seseorang banyak minum. Jadi perhatikan gejala diabetes selanjutnya, Apakah Anda harus minum lebih banyak dari biasanya akhir-akhir ini?
Sering buang air kecil
Ketika gula darah kadar tinggi, maka seseorang akan buang air kecil lebih sering. Hal ini terjadi karena insulin yang bekerja tidak efektif, atau bahkan tidak ada sama sekali, akan membuat ginjal tidak dapat menyaring glukosa kembali ke dalam darah. Ginjal akan mengambil air dari darah untuk mencairkan glukosa sehingga kandung kemih akan cepat penuh karena banyak menarik air.
Penurunan berat badan
Lebih umum terjadi pada orang-orang dengan diabetes melitus tipe 1. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak memproduksi insulin, maka sel-sel tubuh akan mencari sumber energi lain. Oleh karena itu, jaringan otot dan lemak akan dipecah menjadi sumber energi. Seperti diketahui bahwa gejala diabetes melitus tipe 1 memiliki gejala yang lebih mendadak sedangkan gejala diabetes tipe 2 terjadi secara bertahap, penurunan berat badan lebih terlihat pada DM tipe 1.
Sering merasa lapar sehingga banyak makan
Ketika insulin dalam darah tidak bekerja dengan baik atau tidak ada insulin sama sekali, maka sel-sel tidak akan mendapatkan energi karena tugas insulin adalah memasukkan energi (glukosa) ke dalam sel. Sebagai mekanisme kompensasinya tubuh akan bereaksi dengan mencoba untuk menemukan lebih banyak energi yaitu akan merasa terus menerus lapar sehingga akan banyak makan, namun badan tetap lemah.
Mudah lelah
Jika insulin tidak bekerja dengan baik atau tidak ada sama sekali, glukosa tidak akan memasuki sel-sel Anda dan tidak bisa menjadikan energi. Ini akan membuat Anda merasa lelah dan lesu.
Luka dan memar susah sembuh
Apakah luka dan memar yang Anda alami memakan waktu lebih lama dari biasanya untuk sembuh? Ketika ada lebih banyak gula (glukosa) dalam tubuh, kemampuan tubuh untuk sembuh dari luka atau memar menjadi terganggu.
Penglihatan kabur
Gejala penglihatan kabur bisa terjadi karena masalah pada otot-otot dan jaringan yang menarik lensa mata menjadi kurang optimal karena kurangnya penyaluran energi akibat diabetes. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan mata untuk fokus. Namun ada kasus yang parah di mana kebutaan atau masalah penglihatan berkepanjangan dapat terjadi sebagai komplikasi gejala diabetes.
Mati rasa atau kesemutan
Jika ada terlalu banyak gula dalam darah, maka saraf bisa menjadi rusak karena terjadi hambatan pada pembuluh darah kecil yang memberi makan saraf. Hal ini terjadi secara umum sehingga biasanya mengalami kesemutan dan / atau mati rasa di kedua tangan dan kaki.
Apakah orang tua Anda mengidap penyakit diabetes? Bingung bagaimana caranya menerapkan diet sehat yang baik untuk orang tua yang sudah memasuki kategori lansia? Yuk, simak cara turunkan berat badan yang ampuh untuk orang tua Anda. Berbagai macam cara dijalankan para lansia yang mengidap diabetes untuk menurunkan berat badannya. Bagi pasien diabetes kehilangan lima persen berat badannya merupakan hal yang baik. Apalagi bagi mereka yang juga memiliki kondisi obesitas. Namun yang perlu diingat, pengidap diabetes mesti awas terhadap kenaikan berat badan. Sebab, kondisi ini bisa saja memicu keluhan kesehatan lainnya. Sebenarnya, cara menurunkan berat badan untuk pasien diabetes pada lansia ini tidak hanya pada aspek menjauhi asupan berbagai macam gula. Lalu, seperti apa sih cara menurunkan berat badan bagi pengidap diabetes di kalangan lansia?
Diet Sehat Lansia Mencegah Diabetes
Untuk memangkas bobot tubuh, Anda harus memperkenalkan lansia dengan makanan yang perlu dihindari. Misalnya, makanan yang banyak mengandung lemak. Andaikan orang tua Anda menginginkan minum susu, sebaiknya pilihkan susu low fat, tapi tetap rendah gula. Tidak cuma itu saja, hindari pula lansia mengasup makanan yang digoreng dan mengandung lemak trans, makanan yang mengandung tinggi natrium, dan makanan yang memiliki tingkat indeks glikemik tinggi.
Bagaimana dengan makanan yang sebaiknya dikonsumsi sebagai program diet untuk pasien diabetes pada lansia? Selama menjalani program penurunan berat badan, lansia yang mengalami diabetes sebaiknya mengonsumsi sayur dan buah. Di samping itu, pilihlah jenis karbohidrat yang kaya serat dan rendah indeks glikemik. Untuk urusan lauk, sebaiknya mengasup makanan ikan laut, seperti tuna, sarden, atau salmon.
Wajib Sarapan
Sarapan sangat membantu untuk melancarkan program penurunan berat badan. Alasannya, sarapan bisa menahan rasa lapar di tengah hari sehingga terhindar dari asupan glukosa yang berlebih. Di samping itu, sarapan juga bisa meningkatkan metabolisme tubuh. Menurut sebuah penelitian, lansia pengidap diabetes yang menjalani sarapan bisa mengurangi pengobatan diabetes mereka. Menariknya lagi, kadar gula darahnya pun turun sebesar tujuh belas persen.
Olahraga Teratur
Meski sudah menerapkan diet sehat, tapi tanpa dukungan dari olahraga rasanya sulit untuk lansia menurunkan berat badan. Olahraga juga termasuk tips untuk menurunkan berat badan yang sangat baik. Aktivitas fisik yang baik yang bisa orang tua Anda coba seperti berenang atau jalan santai di pagi atau sore hari dengan intensitas sedang. Latihan fisik ini amat membantu untuk menyingkirkan lemak-lemak jahat. Orang tua Anda bisa melakukannya secara teratur sekitar 3 – 5 kali per minggu selama 30 45 menit.
Rutin Cek Berat Badan
Cara sederhana ini bisa membantu lansia untuk mengetahui sejauh mana proses penurunan berat badan berlangsung. Pemantauan berat badan secara teratur ini merupakan kontrol yang mudah agar bisa mencegah timbulnya diabetes yang semakin parah.
Catat Kalori yang Masuk
Bantu orang tua lansia Anda untuk mengontrol asupan karbohidrat dan gula yang masuk ke dalam tubuh. Mencatat asupan kalori harian ini sangat membantu proses penurunan berat badan. Menurut penelitian, seseorang yang menyimpan jurnal berisi catatan makanan sehari-hari, maka kehilangan berat badannya dua kali lebih banyak ketimbang mereka yang tak melakukannya.
Anda bisa melakukan tips ini menggunakan berbagai aplikasi yang sudah ada di smartphone. Menurut seorang profesor kedokteran klinis dari University of California, Los Angeles, Amerika Serikat, mencatat asupan kalori bisa mengurangi karbohidrat dan gula yang masuk ke dalam tubuh. Alhasil, bisa menurunkan berat badan dan mengatur gula darah rata-rata selama dua sampai tiga bulan.